Rakernas X Pepsili 2023 Rekomendasikan KHLS Sesuai Standar World Bank

Menyikapi perkembangan bidang lingkungan, Perkumpulan Program Studi Ilmu Lingkungan (Pepsili) menggelar Seminar, Rapat Kerja Nasional (Rakernas) X Pepsili, dan Pelatihan Kompetensi Verifikator Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).

Sebagai informasi, Pepsili merupakan organisasi jaringan kerja sama antar seluruh Program Studi Ilmu Lingkungan di Indonesia.
Kegiatan dilaksanakan di Aula Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin pada 2-3 November 2023 dan dihadiri pengurus dan anggota Pepsili se-Indonesia. Rakenas juga menghadirkan pembicara dari Jepang, Korea, dan Brunei Darussalam dalam sesi konferensi internasional.
Hanif Faisol Nurofiq selaku Ditjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan KemenLHK pada sesi pemaparan materi mengatakan, Indonesia memiliki peluang dan tantangan penyelenggaraan pengelolaan dan perlindungan lingkungan berdasarkan landscape and seascape sustainability.
Hal ini terkait sumber daya alam Indonesia yang memiliki tipologi ekosistem beragam dan keanekaragaman hayati sangat tinggi. Menurutnya, kapasitas dan efektivitas implementasi kebijakan tata lingkungan dapat dilakukan berlandaskan pengetahuan, data, informasi, dan tools tata lingkungan.
Rakernas Pepsili 2023 juga menghadirkan Indriyani Rachman (The University Kitakyushu), dan Prof. Gusti Muhammad Hatta (MenLH 2009-2011) dengan moderator Prof. Nadiroh (UNJ), Prof. Widiatmaka (IPB), dan Prof. Prabang Setyono (UNS).
Menurut Indriyani Rachman, pada prinsipnya proses sosialisasi pengelolaan lingkungan ke masyarakat dapat dilakukan melalui jalur pendidikan formal dan pendidikan informal sehingga masyarakat dapat lebih tahu dan memahami mengenai lingkungan.
Hal sama disampaikan Prof. Gusti Muhammad Hatta yang menjelaskan Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya alam hayati dan non-hayati yang sangat tinggi, namun ancaman terhadap degradasi kualitas dan fungsi lingkungan di Indonesia sangat tinggi.
“Maka itu diperlukan adanya kolaborasi para pihak untuk menyelenggarakan pengelolaan dan perlindungan lingkungan sesuai peran dan fungsinya,” tegas Prof. Gusti Muhammad Hatta.
Berdasarkan hasil Rakernas Pepsili disimpulkan, KLHS adalah salah satu instrumen pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup yang di dalam UU Nomor 32 Tahun 2009 urutannya berada di nomor satu dari 12 jenis instrumen Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH).
KLHS juga harus berdasarkan Environmental and Social Standarts (ESS 1) sebagaimana dirumuskan World Bank. Selain itu penyelenggaraan KLHS ditujukan untuk memastikan prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau Kebijakan Rencana Program (KRP).
Kemudian juga KRP harus dikaji pada konteks wilayah perencanaan dan fungsional KRP yang mencakup isu-isu strategis pembangunan berkelanjutan sesuai dengan peraturan yang ada.

Hasil simpulan narasumber merumuskan pentingnya penyusunan KLHS melibatkan peran serta masyarakat dan pemangku kepentingan terutama yang terkena dampak dari KRP. Selain itu perlu pendampingan tenaga ahli, bantuan teknis dan penyampaian informasi atau pelaporan dalam penyusunan KLHS.
Kemudian juga proses dan muatan KLHS harus mampu menyajikan fasilitas proses penentuan alternatif terbaik, memastikan proses pengambilan keputusan yang demokratis, dan informasi terkait dengan keberlanjutan dalam proses pengambilan keputusan.
Selain itu juga Pepsili ke depan dapat menginisiasi program akreditasi bagi prodi-prodi ilmu lingkungan perguruan tinggi di Indonesia, dan juga membuat jurnal bereputasi, khususnya terindeks Scopus.
Erik Teguh Primiantoro (Direktorat Pencegahan Dampak Lingkungan Kebijakan Wilayah dan Sektor KLHK) menyambut positif rekomendasi yang dirumuskan Pepsili.
PDLKWS KLHK sendiri telah menjalin kerjasama dengan Pepsili dan Badan Kerjasama Pusat Studi Lingkungan Seluruh Indonesia (BKPSL) dalam rangka penyusunan modul dan bahan ajar KLHS yang akan diterapkan di seluruh wilayah Indonesia.
PDLKWS KLHK juga memiliki pandangan, Pepsili perlu mulai memetakan dan melakukan regenerasi terutama di bidang KLHS. Selanjutnya para anggota Pepsili dapat melakukan pelatihan kepada pemerintah daerah, akademisi, mahasiswa, pemerhati lingkungan, LSM, dan masyarakat.
PDLKWS KLHK juga sepakat dengan ide Pepsili terkait Environmental Update Refresh on Course and Online (EURO) dalam rangka membekali mahasiswa dengan kompetensi KLHS sebagai bagian dari kurikulum pembelajaran di kelas menjadi target program Pepsili tahun 2024.

Sumber: https://www.kompas.com/edu/read/2023/11/07/121935571/rakernas-x-pepsili-2023-rekomendasikan-khls-sesuai-standar-world-bank?page=all#page2

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *